Gejala Pecah Pembuluh Darah Atau Stroke

Gejala yang dapat dialami ketika akan mengalami pecah pembuluh darah atau stroke yang dapat menyebabkan menurunkan kondisi kesehatan dan tubuh.

Jika seseorang mengalami pecah pembuluh darah di otak, beberapa gejala stroke di bawah ini mungkin akan dialami :

Gejala Stroke Pembuluh Darah Pecah

  • Sakit kepala hebat yang datang secara mendadak.
  • Mendadak mengalami kesemutan atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki.
  • Mata mengalami kesulitan melihat, baik pada salah satu atau kedua-duanya.
  • Sulit menelan makanan.
  • Susah mengendalikan koordinasi tubuh dan hilang keseimbangan.
  • Sering merasa mual.
  • Muntah-muntah.
  • Hilang kesadaran, lesu, mengantuk, dan tidak sadar akan keadaan di sekitarnya.
  • Mengalami masalah terkait kemampuan bahasa, baik ketika menulis, bicara, membaca, atau memahami sesuatu.
  • Mengalami kebingungan atau mengigau.

Penanganan Medis bagi Penderita Stroke akibat Pembuluh Darah Pecah

Bila stroke akibat pecahnya pembuluh darah otak terjadi. Langkah pertama melakukan pengobatan terhadap penderita pendarahan di otak adalah melalui pemantauan secara intensif, pantauan khusus terhadap irama jantung, kadar oksigen darah, atau tekanan dalam tengkorak dapat dilakukan.

Menstabilkan tekanan darah dan pernapasan adalah langkah lanjutannya. Ventilator untuk membantu memastikan otak dan organ tubuh mendapatkan cukup oksigen dapat diberikan jika memang dirasa diperlukan.

Gejala Pecah Pembuluh Darah

Setelah stabil maka dapat dilakukan proses penindakan lanjutan yang dirasa memang perlu seperti langkah operasi dan lain sebagainya. Setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah mereka pecah di otak masih banyak penderita yang dapat bertahan hidup.

Namun peluang akan menurun jika pendarahan awal terlalu parah atau terjadi di daerah-daerah vital di otak. Pemulihan yang dibutuhkan penderita bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.

Sebagian penderita yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah disfungsi sensorik dan motorik, kejang-kejang, sakit kepala, atau masalah ingatan.

Rubah Gaya Hidup dan Pola Makan

Disarankan untuk menghentikan kebiasaan buruk  yang dapat memperbesar risiko, seperti merokok dan megonsumsi alkohol secara berlebihan.

Dan juga lakukan aktivitas olahraga. yaitu minimal 150 menit per minggu dengan olahraga berintensitas sedang atau 75 menit dengan intensitas tinggi, atau kombinasi keduanya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama